Surabaya,Satusuara.info- Salah satu Ulama Jawa yang terkenal dengan berbagai macam keanehan, kenylenehan dan karomahnya. Beliau adalah GUS MIEK sang mursyid tunggal Majelis sema'an dan Dzikrul Ghofilin JANTIKO. Gus Miek adalah salah satu dari sedikit manusia merdeka yang telah sanggup bebas dari segala kebutuhan dunia.
Gus Miek tidak pernah takut dan bingung bagaimana cara menafkahi dan membimbing atau mendidik Istri dan putra putri Beliau. Semua telah Beliau pasrahkan pada sang pencipta. Hingga suatu ketika, salah satu putranya mengadukan bagaimana kehidupan Ibu dan saudara saudaranya. Gus Miek mendengarkan keluh kesah sang putra dan hanya dijawab Beliau dengan menengadahkan tangan, berdo'a pada sang pencipta.
"Ya Alloh..saya titipkan semua ekor ekorku padamu Ya Alloh.. "
Begitu juga dengan harta dan kemewahan, Gus Miek pun tidak pernah terikat dengan itu semua. Bahkan seringkali ketika berdo'a, Beliau mentalak tiga harta dan kemewahan dunia. Akan tetapi Beliau berpesan kepada para jama'ah ;
"Sampeyan jangan ikut mengamini, tidak mengamini saja sudah senin-kemis apalagi kalau ikut mengamininya"
Gus Tajud salah seorang putra Beliau, ketika acara Haul Yai Miek di Makam Tambak bercerita, suatu ketika Gus Tajud menemui Gus Miek dan menyampaikan titipan dari seseorang sebuah kardus yang penuh berisi dengan uang. Seketika Gus Miek marah dan membuang semuanya, sambil berpesan bahkan melarang putranya untuk mengambil itu semua.
Gus Miek telah sanggup membebaskan diri dari segala pujian dan caci maki. Tujuan Gus Miek hanya satu yaitu kepada Tuhannya. Beliau juga tidak pernah marah ataupun tersinggung ketika di cap sebagai pelaku maksiat hingga sebagai penyembah kubur. Beliaupun tidak pernah mengharapkan pujian ketika banyak penjudi, pemabuk hingga wanita malam yang tersadarkan berkat nasehat dan bimbingan Beliau.
Gus Miek pun telah sanggup membebaskan diri dari rasa belas kasihan dan rasa takut. Itu dibuktikan ketika Beliau sakit, Beliau bersedia dirawat di rumah sakit dengan syarat siapapun tidak boleh di kasih kabar. Alhasil, begitu banyak orang kebingungan mencari Gus Miek yang menghilang tiada kabar. Mbah Nyai Rodhiyah Ibu beliau, para pengikut, santri bahkan Istri dan saudara Beliau tidak ada yang di beri tahu. Gus Miek dengan gentle menghadapi rasa sakit yang beliau derita dengan hanya ditemani beberapa orang kepercayaannya.
Ajaran beliau pun dengan mudah bisa dilakukan oleh siapapun yang ingin melaksanakannya. (Red)